Mereka bilang, Geng Nero memukuli korbannya di Gang Cinta
Oleh Nuraini Juliastuti
Dengan niatan untuk membuat cerita tentang Geng Nero, kami pergi ke Yuwana. Ada dua pertanyaan yang ingin kami jawab. Pertama, hal-hal apa yang mendorong mereka untuk merekam kekerasan yang mereka lakukan. Kedua, mekanisme persebaran video macam apa yang terjadi disini. Berbekal informasi tentang Geng Nero yang sepenuhnya didapatkan dari media massa, kami mulai penelusuran ini. Menyadari bahwa data yang sementara ini ada di tangan kami mungkin bukan jenis yang punya nilai kepercayaan tinggi, kami mengharapkan akan bertemu dengan berbagai peristiwa kebetulan-tak terduga yang justru akan mengantarkan kami pada pemahaman yang lebih baik tentang tidak hanya geng nero, tetapi juga Yuwana–kota kecamatan di Pati yang memproduksi mereka.
Pada 3 Juli lalu, dua hari sebelum benar-benar berangkat ke Yuwana, Mas Y–suami Mbak Z salah seorang kontak lokal kami di Kecamatan Tayu, memberikan informasi bahwa di desa sebelah tinggal seorang remaja putri bernama W yang menurut desas-desus yang beredar di desa itu, punya hubungan dekat dengan kasus Geng Nero. Dikatakan desas-desus karena semua tidak bisa memastikan apakah ia adalah korban ataukah salah satu anggota geng. Cukup sulit untuk memastikannya karena menurut keterangan beberapa orang yang dikontak lewat telepon oleh Mas Y mengatakan bahwa W tidak banyak bergaul akrab dengan para penduduk sekitar. W sendiri adalah putri Bapak S, seorang nelayan sekaligus pengusaha ikan yang sukses di desa itu.
Lalu kami putuskan untuk langsung saja pergi menemui W. Ini keputusan yang nekat karena bisa saja W menolak menemui kami, atau bisa juga ia bukan orang yang kami maksud dan tidak ada hubungannya samasekali dengan Geng Nero.
Artikel ini diterbitkan di situs KULTURCell