Diskusi Buku Sastra dan Politik: Membaca Karya Seno Gumira Ajidarma

Sabtu, 18 Februari 2012, pukul 16.00 WIB – selesai
di KUNCI Cultural Studies Center
Jalan Langenarjan Lor 17B, Panembahan

Narasumber: Andy Fuller dan Faruk HT
Moderator: Brigitta Isabella

(scroll for english version)

Sastra dan Politik: Membaca Karya-karya Seno Gumira Ajidarma (Yogyakarta: Insist Press, 2011) karya Andy Fuller menggunakan pendekatan posmodernisme untuk memahami cerita pendek-cerita pendek dan novel-novel Seno. Fuller menempatkan apropriasi budaya populer, narasi perspektif-perspektif terpinggirkan dan praktik metafiksi dalam konteks teknik sastra karya-karya Seno.

Buku ini adalah studi atas pengarang penting sepanjang Orde Baru-nya Soeharto. Kritik sastra Indonesia bisa memulai pencarian atas perubahan-perubahan utama dalam lanskap sastra pos-Suharto. Bahkan apakah karya-karya sastra masih populer? Diskusi ini berusaha untuk memahami bagaimana konsep-konsep dan gagasan-gagasan tentang apa itu sastra Indonesia dibakukan dan diterima sebagai kanon. Siapa saja yang berperan sebagai pencipta selera dan apa peranan para penerbit, universitas, institusi seni, dan komunitas penulis?

KUNCI mengundang anda untuk hadir dalam acara peluncuran dan diskusi buku Sastra dan Politik: Membaca karya-karya Seno Gumira Ajidarma, bersama Andy Fuller dan Faruk HT. Para pembicara, dengan mengacu baik kepada buku ini maupun karya-karya humaniora lain, akan mendiskusikan beberapa isu penting dalam analisa-analisa terkini atas budaya di Indonesia dan tempat-tempat lain.

Acara peluncuran dan diskusi buku ini merupakan hasil kerjasama antara KUNCI Cultural Studies Center dan INSIST Press.

(English Version)

Andy Fuller’s book, Sastra dan Politik: Membaca Karya-karya Seno Gumira Ajidarma (Yogyakarta: Insist Press, 2011), uses a postmodernist approach to understand Seno’s short stories and novels. Fuller locates the appropriation of popular culture, the narration of marginalised perspectives and the practice of metafiction within the literary techniques of Seno’s writings.

The book is a study of an author who became prominent throughout the Suharto-led New Order era. Critics of Indonesian literature may inquire as to what have been the major changes in the literary landscape throughout the post-Suharto era. Indeed, is literary novels still popular? The discussion seeks to understand how notions and formulations of what Indonesian literature is are formalised and canonised. Who are the taste makers and what are the roles of publishers, universities, arts institutes, writer communities?

KUNCI Cultural Studies Center invites you to join the book discussion with Andy Fuller and Faruk HT. The presenters, with reference to both Sastra dan Politik: Membaca Karya-karya Seno Gumira Ajidarma and other recent scholarship in the humanities, will discuss some of the key issues in contemporary analyses of the arts in Indonesia and elsewhere.